Dalam keyakinan Hindu Bali, Tuhan hadir pada setiap mahluk hidup, melalui jiwa (nyawa) yang disebut Atman. Dalam konteks ini Atman merupakan percikan kecil dari Tuhan, yang memberikan hidup pada setiap mahluk hidup termasuk manusia. Dengan menghargai dan menghormati kehadiran setiap mahluk hidup dalam keberagaman, merupakan bagian dari iman yang bermuara pada memuliakan penciptanya yaitu Tuhan.
Sebagai umat beragama, saya menjalaninya tidak selalu tegak lurus menuju keatas (Tuhan), melainkan menjalani hidup sebagai manusia dalam masyarakat yang penuh keberagaman, dengan saling menghargai, menghormati, menerima perbedaan sebagai satu kesatuan, bergerak bersama-sama, menimbulkan empati dan dengan sendirinya membuka jalan menuju keatas (Tuhan), yaitu memuliakan ciptaan dan penciptanya karena ini bagian dari iman yang saya yakini.
Melalui pemahaman ini saya hadirkan dalam karya lukisan, karya ini dibangun dari warna-warna yang beragam dengan intesitas yang berbeda, dengan intuisi menyusunnya, berlapis-lapis, bertumpukan kemudian menggalinya melalui torehan, cukilan berupa garis dangan lapisan-lapisan warna beragam menyatu menjadi suatu kesatuan dan menerimanya sebagai suatu yang harmoni. Hal ini merupakan proses intropeksi (terapi) diri dalam menjalani hidup ditengah keberagaman. Melalui sikap berbaur tanpa indentitas keagamaan maupun posisi, dengan memandang kemanusian sebagai iman, saling menghargai dan menghormati akan menampakan keharmonis, dengan keyakinan, keberagaman adalah sesuatu yang indah.