Ta’aruf (Saling Mengenal)

Robert Nasrullah // Akrilik di atas kanvas // 110 cm x 50 cm // 2021
Robert Nasrullah // Akrilik, Marker di atas kanvas // 90 cm x 80 cm // 2021

Pada dasarnya, manusia terlahir dari keadaan yang heterogen baik tempat dia berasal, kepercayaan, dan latar belakang budaya. Perbedaan tersebut kemudian menjadi energi solidaritas dimana masing-masing individu punya kepedulian dan semangat kemanusiaan yang tinggi dengan dasar cinta kasih yang tumbuh pada perkembangan peradaban manusia. Keragaman agama dan kepercayaan yang tumbuh di masyarakat berkembang sesuai dengan dinamika ruang sosial di mana masing-masing keyakinan dapat menyatu dalam interaksi acara-acara sosial di masyarakat seperti: perayaan kemerdekaan di lapangan umum, bersih desa, pameran di galeri seni, ruang olahraga di gor, ruang industri di pabrik, transaksi jual-beli di pasar yang dibangun atas kebutuhan bersama.

Berbagai kepercayaan yang tumbuh di masyarakat pluralis di Indonesia telah diakui keberadaannya, dimana hak setiap individu untuk menentukan kepercayaan masing-masing dan negara hadir untuk melindungi hak warganya di bawah payung Pancasila sebagai dasar negara. Agama sendiri mengajarkan bagaimana sikap toleran dan saling menghormati dalam kaitan hak dan kewajiban warga negara di masyarakat.

Pada kenyataannya bahwa semua makhluk hidup memiliki ketergantungan satu sama lain dalam rangka menjalankan fungsi kehidupan di alam semesta. Rasa saling membutuhkan inilah yang kemudian mengapresiasi segala perbedaan pada ruang kebersamaan. Indonesia sebagai negara yang pluralis dengan banyak suku, bahasa, budaya, dan kepercayaan dibangun dengan spirit kebersamaan tadi, bahwa masing-masing daerah dengan keragaman suku, bahasa, dan agama memiliki potensi yang luarbiasa dalam membangun jiwa manusia yang peduli akan nilai-nilai kebajikan. Semua kepercayaan mengajarkan praktek-praktek ketaatan kepada Tuhan dan menyemangati prilaku luhur kepada manusia dan lingkungannya. Perilaku positif dari masing-masing kepercayaan tersebut hadir dalam satu ruang besar yaitu ruang kebersamaan.

Pada berbagai perhelatan festival di Indonesia sering kali tema-tema keragaman hadir di masyarakat pada kegiatan pameran seni rupa, hiburan di masyarakat, dan sejumlah atraksi rasa syukur yang dikemas dalam bentuk kegiatan yang menghibur dimana acara-acara tersebut melibatkan berbagai seniman dengan latar belakang agama dan kepercayaan yang berbeda. Pada masyarakat tertentu tempat tinggal masing-masing kelompok kepercayaan juga bisa membaur menjadi satu komunitas masyarakat. Sementara beberapa suku pedalaman juga tetap bisa melaksanakan bebagai praktek kepercayaan mereka walaupun jauh dengan kota dan pusat informasi dimana religiusitas mereka berkonjungsi dengan kelestarian alam dan lingkungannya.

Perkembangan peradaban manusia modern yang ditandai dengan hadirnya praktek-praktek teknologi dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia dengan sendirinya juga mewarnai praktek keagamaan pada setiap individu sesuai dengan tingkat kemakmuran hidup masing-masing. Dalam wilayah praktek kesenian manusia memiliki prospek untuk mendapatkan pencerahan sekaligus pengalaman yang surprise menyangkut cara pandang masing-masing kepercayaan bahwa segala perbedaan pemikiran dan laku keagamaan di masyarakat sebagai ekspresi religiusitas yang menjadi tanggung jawab masing-masing.

Seperti ketika kita melihat bentangan kanvas putih yang ketika digoreskan dengan ragam warna yang berbeda menghadirkan sebuah karya bermakna yang indah. Secara tidak langsung kemudian kita mendapatkan pelajaran bahwa berbeda kepercayaan tidak menjadi penghalang bagi kita untuk tetap bersatu dan saling tolong menolong. Perbedaan agama dan kepercayaan menjadi potensi terselenggaranya nilai-nilai kebajikan kebersamaan dan pengakuan hak-hak beragama manakala manusia menghargai spirit perbedaan dan nilai-nilai kemanusiaan bahwa setiap agama mengajarkan untuk berbuat baik.

Keragaman Agama dan kepercayaan adalah kenyataan yang sudah lama ada. Dalam Islam diperkenalkan bahwa perbedaan tersebut sebagai ruang untuk saling mengenal “ta’aruf”. Dalam konsep Aqidah dan Ibadah adalah hak mutlak masing-masing pemeluk agama untuk menjalankannya. Pada dataran sosial dalam menjalani kehidupan kemudian kita harus berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik. Harmonisasi kemanusiaan ini terbangun dengan saling bekerjasama dengan semangat cinta kasih. Kerjasama sosial dapat dibangun pada ruang seni, budaya dan sosial pada acara-acara tradisi dan kebangsaan di masyarakat yang tujuannya pada hakekatnya bermuara pada nilai-nilai kebajikan.